3DKanAja.com – 3D printing filament saat ini sudah bermacam jenisnya. Menyesuaikan kebutuhan dan perkembangan tren print 3D.
Filament dalam dunia pencetakan 3D adalah seperti bahan bakunya, mirip dengan tinta untuk printer biasa.
Bagi pengguna 3D printer, kalian tentu wajib mengetahui jenis 3D printing filament apa yang tepat untuk tipe printer 3D yang dimiliki.
Sebab setiap jenis filamen memiliki karakteristik uniknya sendiri, mulai dari segi kekuatan, tahan panas, ketahanan terhadap bahan kimia, hingga warna.
Jenis 3D Printing Filament: Karakteristik, Kekuatan dan Kegunaannya
Ada beberapa jenis filament yang umum digunakan dalam 3D printing. Setiap jenis filament memiliki karakteristik uniknya sendiri dalam hal kekuatan, tahan panas, ketahanan terhadap bahan kimia, dan warna.
Berikut adalah beberapa jenis filament yang umum digunakan:
PLA (Polylactic Acid)
Jenis 3D printing filament yang pertama adalah PLA atau Polylactic acid. Untuk saat ini, bahan polylactic acid atau PLA begitu diminati dan banyak digunakan oleh pelaku dan penggiat 3D print.
Salah satu alasan utamanya yaitu bahan bakunya yang alami sehingga mudah terurai ketika dibuang ke tanah.
Selain itu, jika dilihat dari segi harga, jenis filamen PLA ini jauh lebih murah dan membutuhkan daya rendah untuk pencairan.
Saat ini sudah banyak sekali printer 3D yang kompatibel dengan filament PLA. Beberapa merek terkenal yang mendukung penggunaan filament PLA, meliputi:
- Ultimaker: Seri Ultimaker, seperti Ultimaker 2+ atau Ultimaker 3, kompatibel dengan PLA dan berbagai jenis filament lainnya.
- Prusa: Printer 3D dari Prusa Research, seperti Prusa i3 MK3S atau varian lainnya, dapat mencetak dengan filament PLA dengan baik.
- FlashForge: FlashForge Creator Pro atau model-model lain dari FlashForge juga mendukung penggunaan PLA.
- LulzBot: Seri printer LulzBot, seperti LulzBot Mini atau LulzBot TAZ, umumnya bisa menggunakan filament PLA.
- Creality: Printer 3D dari Creality, seperti Ender 3 atau CR-10, merupakan pilihan populer untuk mencetak dengan filament PLA.
Kebanyakan printer 3D dengan teknologi FDM (Fused Deposition Modeling) dapat menggunakan filament PLA karena sifatnya yang relatif mudah dicetak dan populer dalam dunia pencetakan 3D.
Pengguna juga tidak memerlukan bantalan untuk mesin, karena tidak membutuhkan suhu tinggi. Sehingga dapat meminimalisir potensi membakar benda di sekitarnya.
Salah satu kekurangan yang sering dikeluhkan pengguna dari bahan PLA hanyalah mudah meleleh. Terutama saat berada di suhu yang sangat tinggi. Oleh sebab itu, jika kalian menggunakan jenis 3D printing filament PLA ini, usahakan agar menghindari paparan sinar matahari.
Masalah yang akan timbul ketika filament Jika Hindari terkena sinar matahari agar bentuk model tidak berantakan.
- Karakteristik: Mudah dicetak, ramah lingkungan (dibuat dari bahan-bahan alami seperti jagung atau pati), memiliki aroma manis saat dicetak.
- Kekuatan: Lebih rapuh daripada beberapa filament lainnya, cocok untuk prototipe atau proyek yang tidak memerlukan ketahanan tinggi.
- Kegunaan: Cocok untuk cetakan prototipe, barang-barang dekoratif, atau pemakaian sementara.
ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene)
Jenis 3D printing filament paling populer selanjutnya yaitu ABS atau Acrylonitrile Butadiene Styrene.
Acetonitrile Butadiene Styrene atau ABS merupakan salah satu bahan yang banyak digunakan untuk filamen mesin printer 3D.
Alasan utama penggunaan jenis 3D printing filament ini, pertama karena stabil dengan suhu dan paparan kimia. Kedua, karena sangat kuat dan mudah dirapikan dengan penguapan aseton.
Kekurangan dari bahan ABS ini adalah tidak bisa diuraikan secara alami karena merupakan plastik sintetis. Selain itu, proses printingnya juga membutuhkan suhu tinggi dan mengeluarkan asap berbahaya serta bau yang menyengat.
- Karakteristik: Tahan terhadap panas dan tahan terhadap benturan, namun mengeluarkan bau yang tidak menyenangkan saat dicetak.
- Kekuatan: Lebih kuat dan tahan lama daripada PLA, cocok untuk barang-barang yang memerlukan ketahanan dan kekuatan.
- Kegunaan: Komponen suku cadang, mainan, casing untuk perangkat elektronik.
Ada beberapa mesin printer 3D yang mendukung penggunaan filament ABS. Beberapa merek yang sering digunakan untuk mencetak dengan filament ABS antara lain:
- MakerBot: Beberapa model MakerBot, seperti Replicator+ atau Replicator Mini+, dapat mencetak dengan filament ABS.
- UP: Printer 3D dari UP, seperti UP Mini 2 atau UP Box+, mendukung penggunaan filament ABS.
- Prusa: Printer 3D dari Prusa, seperti Prusa i3 MK3S atau varian lainnya, umumnya mendukung pencetakan dengan filament ABS.
- FlashForge: Sebagian besar printer FlashForge, seperti Dreamer atau Finder, dapat mencetak dengan filament ABS.
- Ultimaker: Seri Ultimaker, seperti Ultimaker 3 atau Ultimaker S3, juga mendukung pencetakan dengan filament ABS.
Namun, perlu diingat bahwa pencetakan dengan filament ABS memerlukan pengaturan yang lebih cermat pada suhu dan ventilasi karena bau yang dihasilkan selama proses pencetakan.
PETG (Polyethylene Terephthalate Glycol)
Tak kalah populer, jenis 3D printing filament selanjutnya juga cukup banyak digunakan, yaitu PETG.
Bahan PETG atau Polyethylene Terephthalate Glycol memiliki beberapa kelebihan. Terutama pada tingkat kekuatannya yang sangat tinggi dan stabil dengan suhu tinggi, sehingga awet digunakan.
Selain itu, jenis 3D printing filamen ini juga tahan dengan paparan bahan kimia tertentu.
Namun sayangnya bahan PETG ini sulit digunakan.
Misalnya ketika berada di bawah sinar ultraviolet, produk yang dihasilkan akan mudah rusak meski tahan pada suhu yang tinggi.
- Karakteristik: Kekuatan yang tinggi, tahan terhadap benturan, dan memiliki transparansi yang bagus.
- Kekuatan: Lebih fleksibel daripada PLA dan ABS, namun kurang tahan panas daripada ABS.
- Kegunaan: Bagian-bagian mekanis, botol, atau aplikasi yang memerlukan kejernihan optik.
Adapun beberapa printer 3D yang mendukung penggunaan filament PETG, antara lain:
- Prusa: Printer 3D dari Prusa, seperti Prusa i3 MK3S atau varian lainnya, biasanya mendukung pencetakan dengan filament PETG.
- Creality: Beberapa model dari Creality, seperti Ender 3 atau CR-10, dapat digunakan untuk mencetak dengan filament PETG.
- FlashForge: Sebagian besar printer FlashForge, seperti Creator Pro atau Adventurer 3, dapat mencetak dengan filament PETG.
- Anycubic: Beberapa model dari Anycubic, seperti i3 Mega atau Mega X, juga kompatibel dengan filament PETG.
- Ultimaker: Seri Ultimaker, seperti Ultimaker 2+ atau Ultimaker S5, juga mendukung pencetakan dengan filament PETG.
Meskipun banyak printer 3D FDM (Fused Deposition Modeling) yang dapat menggunakan filament PETG.
Namun pastikan printer tersebut mampu menangani suhu dan memiliki pengaturan yang diperlukan untuk mencetak dengan filament PETG.
TPU (Thermoplastic Polyurethane)
Jenis 3D printing filament Thermoplastic Polyurethane atau yang biasa dikenal TPU ini memiliki fleksibilitas seperti karet sehingga tidak mudah patah. Selain itu, jenis filamen TPU juga tahan dengan minyak.
Namun kekurangannya dari jenis filamen TPU adalah mudah sekali menggumpal. Sehingga sulit sekali dipoles jika hasilnya nanti tidak sempurna mengingat teksturnya seperti karet.
- Karakteristik: Elastis dan fleksibel, dapat digunakan untuk mencetak objek yang perlu lentur atau elastisitas.
- Kekuatan: Tidak sekuat PLA atau ABS, namun memiliki kemampuan elastisitas yang tinggi.
- Kegunaan: Casing telepon, sol sepatu, mainan anak-anak.
Tidak semua printer mampu menangani TPU dengan baik karena kebutuhan akan pengaturan suhu dan kemampuan khusus, berikut ini beberapa merek yang umumnya kompatibel dengan TPU, antara lain:
- Prusa: Beberapa model dari Prusa, seperti Prusa i3 MK3S atau varian lainnya, dapat dikonfigurasi untuk mencetak dengan filament TPU.
- Creality: Beberapa printer Creality, seperti Ender 3 atau CR-10, dapat diatur untuk mencetak dengan TPU dengan pengaturan yang tepat.
- Ultimaker: Seri printer Ultimaker, seperti Ultimaker 2+ atau Ultimaker 3, dapat diadaptasi untuk mencetak dengan TPU dengan pengaturan yang disesuaikan.
- FlashForge: Beberapa model dari FlashForge, seperti Creator Pro atau Finder, juga bisa digunakan untuk mencetak dengan TPU dengan pengaturan yang tepat.
- LulzBot: Printer LulzBot, seperti LulzBot Mini atau TAZ series, juga dapat diatur untuk mencetak dengan filament TPU.
Penting untuk dicatat bahwa filament TPU memerlukan perhatian khusus terkait pengaturan suhu, kecepatan cetak, dan tekanan pada printer 3D.
Nylon
- Karakteristik: Tahan terhadap benturan, ringan, dan memiliki ketahanan yang baik terhadap bahan kimia.
- Kekuatan: Sangat kuat dan tahan lama, namun membutuhkan pengaturan cetakan yang tepat karena sensitif terhadap suhu.
- Kegunaan: Gears, baut, komponen yang memerlukan ketahanan dan fleksibilitas.
Kesimpulannya, setiap jenis 3D printing filament memiliki karakteristiknya sendiri yang bisa mempengaruhi hasil akhir dari cetakan 3D.
Oleh sebab itu, pengguna wajib mengetahui pemilihan filament yang tepat berdasarkan kebutuhan proyek, seperti kekuatan, ketahanan terhadap suhu, atau fleksibilitas yang diperlukan.
Pastikan juga bahwa mesin 3D printer yang digunakan sudah mendukung jenis filamen yang dipilih dan sesuaikan pengaturan parameter cetakannya sesuai dengan jenis bahan yang dipilih.
HIPS (High Impact Polystyrene)
Jenis 3D printing filament selanjutnya yaitu HIPS. Filamen satu ini bisa diandalkan karena memiliki kekuatan bahan yang tinggi.
Selain itu, HIPS fleksibel namun tetap kuat dibandingkan jenis lainnya. HIPS sering dijadikan alternatif dari ABS.
HIPS ini memerlukan suhu tinggi dan bantalan di bawahnya. Kekurangan lainnya yaitu mudah patah jika tidak ditangani hati-hati, hasil cetakannya juga rawan lembek pada suhu tinggi.
PVA (Polyvinyl Alcohol)
Jika kalian ingin menggunakan filamen yang ramah lingkungan, maka PVA bisa dijadikan pilihan. Sebab jenis 3D printing filament ini bersifat organik, mudah terurai, tidak menyebabkan pencemaran ketika dibuang, dan tahan terhadap pelarut serta minyak.
Meski mudah larut dalam air, model 3D yang dihasilkan dari PVA tidak berbahaya bagi pengguna.
Hal yang perlu diperhatikan para penggunanya adalah menghindarkannya dari paparan kelembaban tinggi dan simpan jauh dari kelebihan panas.
Sementara itu, filamen PVA juga mahal.
ASA (Acrylonitrile Styrene Acrylate)
Filamen ASA mirip dengan ABS dalam hal bahan plastiknya. Namun ASA memiliki keunggulan pada ketahanan terhadap suhu tinggi, sinar ultraviolet, dan zat kimia.
Proses finishing dengan aseton bisa dilakukan untuk hasil permukaan yang halus.
Namun, kelemahan ASA terletak pada kekuatan rendah, kebutuhan printer dengan suhu tinggi, kecenderungan penggumpalan, dan biaya bahan yang mahal.
Demikian beberapa jenis 3D printing filament yang perlu diketahui agar kalian bisa menentukan filament mana yang cocok dengan kebutuhan.