3DKanAja.com – Material 3D printing sebenarnya bisa disesuaikan berdasarkan kebutuhan penggunanya dan hasil cetak yang diinginkan.
Jika kalian sudah ada bayangan, akan seperti apa karakter hasil cetakannya nanti, maka tinggal pilih material 3D printing yang tepat.
Berikut ini beberapa karakteristik jenis material 3D printing yang sesuai dengan kebutuhan dan tersedia di pasaran saat ini:
Material 3D Printing: PLA/PLA+
Jenis material 3D printing yang pertama yaitu PLA/PLA+. Bahan ini memiliki hasil cetak paling mulus dan paling murah.
Material rigid namun mudah pecah jika model yang dicetak diatur kurang tebal.
Namun jika hanya untuk digunakan untuk mencetak figure atau barang dekorasi, maket dan prototyping maka material ini sangat cocok.
Perlu diketahui juga bahwa material ini merupakan material paling umum dan paling banyak digunakan karena kemudahan dan kerapihan hasilnya.
Oleh sebab itu, jika kalian masih pemula, maka sangat direkomendasikan bagi yang ingin mencoba untuk pertama kali membuat barang atau prototype dengan 3D printing.
ABS/ABS+ (Kuat dan Rigid)
Material 3D printing selanjutnya adalah ABS/ABS+. Bahan filamen jenis ini memiliki karakter yang kuat, rigid, cocok sekali untuk penggunaan harian atau parts yang membutuhkan ketahanan dari benturan dan panas.
Namun sayangnya kurang cocok digunakan untuk penggunaan yang terpapar sinar matahari langsung/UV dan terpapar bahan kimia.
Sebab, material jenis ABS akan rapuh jika terpapar sinar UV secara terus menerus dan lama kelamaan akan keropos dan hancur menjadi serpihan.
Selain itu, shrink-ratenya tinggi dan rawan warping, sehingga membutuhkan offset lebih terutama untuk bagian-bagian yg perlu fitting rapat.
Nah, jika ingin menggunakan material ABS, maka direkomendasikan untuk penggunaan harian dan aman bila terpapar panas, selama tidak terpapar sinar UV/matahari.
PETG (Tahan Panas)
Material 3D printing yang ketiga adalah PETG. Jika material sebelumya tidak tahan terpapar sinar matahari, maka bahan filamen PETG ini sebaliknya.
Karakteristik bahan PETG memiliki kekuatan menengah, sedikit fleksibel, cocok untuk penggunaan harian standar, dapat digunakan pada tempat yang terpapar sinar matahari / UV dan terpapar bahan kimia ringan.
Namun perlu diketahui juga bahwa material jenis ini, sebelum failure PETG akan bengkok, miring atau muncul fatigue/stress mark sehingga dapat diantisipasi sebelum terjadi parts failure.
Artinya, pada proses printing membutuhkan perhatian lebih untuk selalu mengeceknya.
Layer bonding yang dimiliki PETG juga sangat baik, hal ini menjadikannya memiliki strength uniformity yang baik. Namun tetap memiliki kelemahan, yaitu jika diprint dengan menggunakan support akan lebih susah dilepas dan menimbulkan bekas yang signifikan dibandingkan material jenis lain seperti PLA+ atau ABS.
Selain itu, PETG juga mudah timbul stringing dalam proses 3D printingnya.
TPU (95A): Lebih Fleksibel dan Elastis
Material 3D printing yang terakhir yaitu TPU (95A). Dengan shore hardness 95A menjadikan material ini fleksibel dan elastis.
Oleh sebab itu, hasil akhir cetakan dari material ini kurang lebih memiliki kelenturan menyerupai karet.
Nah, jika kalian ingin mencetak objek yang membutuhkan kelenturan, seperti seal atau objek lainnya, maka material ini sangat direkomendasikan.
Demikian beberapa material 3D printing yang umum di pasaran sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan jenis bahan yang tepat. Silakan sesuaikan materialnya berdasarkan kebutuhannya, agar hasil cetakannya nanti memuaskan dan sesuai yang kalian bayangkan ketika mendesain objeknya.